Olahraga kriket adalah salah satu permainan yang populer di era saat ini. Dikenal dengan aturan yang unik, cara bermain yang strategis, dan spesifikasi lapangan yang khas, kriket menjadi sebuah olahraga yang memadukan keahlian teknis dan ketangkasan dalam setiap pertandingannya.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas mengenai aturan dasar yang mengatur jalannya permainan, cara bermain yang melibatkan tim yang melakukan pukulan dan tim yang melakukan lemparan bola, serta mengeksplorasi spesifikasi lapangan yang menjadi panggung utama bagi pertandingan ini.
Table of Contents
ToggleSejarah Olahraga Kriket
Sejarah olahraga kriket dimulai pada tahun 1597 di Guildford, daerah bagian tenggara Inggris, ketika anak-anak pertama kali mulai bermain. Perkembangan olahraga ini semakin kuat ketika kata ‘kriket’ masuk dalam kamus Inggris-Prancis yang disusun oleh Randle Cotgrave pada tahun 1611.
Pada tahun 1660-an, minat keluarga kerajaan Raja Charles II terhadap kriket meningkat, bahkan keluarga kerajaan diyakini menghabiskan uang secara berlebihan hanya untuk bertaruh pada pertandingan kriket. Pada tahun-tahun ini, kriket menjadi semakin populer di kalangan masyarakat.
Pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1700-an, olahraga kriket terus berkembang dengan diadakannya pertandingan-pertandingan di London. Peraturan kriket pun terus berkembang seiring waktu.
Kejayaan olahraga kriket mencapai puncaknya pada tahun 1800-an sebelum Perang Dunia I. Pada saat itu, seorang tokoh bernama W. G. Grace mulai bermain kriket. Meskipun disebut sebagai atlet amatir, keahlian dan profesionalismenya dalam bermain kriket membuatnya diakui sebagai salah satu tokoh utama yang membantu popularitas olahraga kriket di kalangan banyak orang.
Aturan Dasar Olahraga Kriket
Dalam olahraga kriket, pemahaman terhadap aturan dasar sangat penting untuk mengapresiasi dinamika permainan. Terdapat tiga aturan utama yang membentuk landasan permainan ini, yakni aturan tim, perhitungan skor, dan aturan lapangan.
Setiap elemen ini memberikan arah pada jalannya pertandingan dan menentukan strategi dari kedua tim yang berkompetisi. Mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai aturan-aturan tersebut dalam konteks permainan kriket yang penuh tantangan.
1. Aturan Tim Kriket
Aturan dasar bermain kriket melibatkan dua tim, masing-masing terdiri dari 11 pemain. Dalam permainan ini, salah satu tim akan bertindak sebagai tim bowling, yang bertugas melemparkan bola ke pemukul dari tim lawan. Tim lawan, yang berperan sebagai tim batting, akan mencoba memukul bola sekuat mungkin dan menghasilkan poin.
Setiap babak permainan terdiri dari serangkaian lemparan bola (overs), dan selama satu over, tim bowling dan tim batting berusaha mencetak poin atau mencegah poin dicetak, masing-masing. Pergantian antara tim bowling dan tim batting terjadi setelah selesainya overs tertentu atau ketika sepuluh pemain dari tim batting telah keluar.
2. Perhitungan Skor Kriket
Aturan dasar permainan kriket melibatkan dua bentuk skor utama, yaitu run dan over.
a. Run (Poin)
Poin atau run dalam kriket diperoleh oleh tim batting saat pemain mereka berhasil menjalankan lintasan antara dua stumps di kedua ujung lapangan. Setiap kali pemain berhasil menyelesaikan lintasan, tim mendapat tambahan poin. Poin juga dapat dicetak dengan cara memukul bola melewati batas lapangan, yang disebut sebagai “boundary” (empat poin) atau “six” (enam poin) jika bola langsung melewati batas lapangan tanpa menyentuh tanah.
b. Over
Over adalah satuan waktu dalam permainan kriket. Setiap over terdiri dari enam lemparan bola yang dilakukan oleh pemain tim bowling. Setelah satu over selesai, giliran tim bowling dan tim batting berganti. Skor over mencerminkan jumlah lemparan bola yang telah dilakukan, dan setiap pemain tim batting berusaha mencetak sebanyak mungkin poin selama satu over.
Skor dalam kriket mencerminkan seberapa baik tim batting dapat menjalankan lintasan dan mencetak poin, sementara tim bowling berusaha membatasi poin dan mengambil wicket sebanyak mungkin.
3. Aturan Lapangan Kriket
Aturan dasar bermain kriket melibatkan lapangan yang berbentuk oval dengan area permainan di tengah yang disebut pitch. Pitch merupakan wilayah sentral di mana berbagai aksi permainan terjadi. Lapangan kriket memiliki dua tiang kecil atau wicket di kedua ujung pitch.
Pada pitch, dua tiang kecil yang ditempatkan di tanah disebut wicket. Setiap wicket terdiri dari tiga batang vertikal yang dihubungkan oleh dua palang horizontal yang disebut stumps. Pemain tim batting berusaha melindungi wicket mereka, sementara pemain tim bowling berusaha untuk mengenai wicket tersebut dengan melemparkan bola.
Cara Bermain Kriket
Cara bermain kriket dimulai dengan dua tim yang saling berhadapan di lapangan berbentuk oval. Tim yang memilih untuk melakukan pukulan akan menempatkan dua pemain di tengah lapangan untuk bertindak sebagai pemukul (batsmen), sementara tim lawan menempatkan pemain-pemainnya di sekitar lapangan untuk menjadi tim pengepung (fielders) dan pemegang bola (bowlers).
Pemain tim bowling berusaha melemparkan bola dengan presisi ke pemain tim batting, sementara pemain tim batting berupaya untuk memukul bola dan mencetak poin dengan berlari antar dua wicket atau dengan memukul bola ke batas lapangan.
Setiap pertandingan terdiri dari dua babak, di mana masing-masing tim bergantian menjadi tim pukulan dan tim pengepung. Skor tim pukulan ditentukan oleh seberapa banyak poin yang berhasil mereka kumpulkan, sementara tim pengepung berusaha untuk mengambil wicket dan membatasi jumlah poin yang dicetak oleh tim lawan.
Spesifikasi Lapangan Kriket
Lapangan kriket adalah lapangan yang berbentuk oval atau lonjong dengan ukuran berkisar antara 90 hingga 150 meter dalam panjang dan 100 hingga 160 meter dalam lebar. Di tengah lapangan, terdapat area khusus yang disebut pitch, yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 20,12 meter dan lebar 2,64 meter.
Pitch ini menjadi pusat aksi utama dalam permainan kriket, di mana pemain tim batting berusaha untuk memukul bola dan mencetak poin, sementara pemain tim bowling berupaya untuk mengambil wicket.
Pada ujung-ujung pitch, terdapat struktur sasaran yang disebut wicket. Setiap wicket terdiri dari tiga batang vertikal yang dihubungkan oleh dua palang horizontal, dan jarak antar wicket adalah 20 meter (22 yard).
Atlet Kriket Indonesia
Berlian Duma Pare, seorang atlet kriket yang berasal dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, telah menunjukkan prestasi gemilang sebagai bagian dari Timnas Kriket Indonesia. Pada Sea Games 2023 di Kamboja, ia berhasil meraih keberhasilan luar biasa dengan menyumbangkan 1 medali emas dan 2 medali perak untuk Indonesia. Prestasi cemerlang ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi suatu penghargaan bagi masyarakat Indonesia, khususnya warga Bumi Batiwakkal yang telah memberikan dukungan tak terbatas.
Berlian Duma Pare mengakui bahwa dukungan dari masyarakat Indonesia, terutama warga Berau, merupakan kunci kesuksesannya. Dengan kerja keras yang telah dilakukannya, ia berhasil mencapai puncak prestasi dan menyumbangkan medali bagi negara. Dengan bangga, Berlian berharap dapat terus mengukir prestasi gemilang untuk Indonesia dan terus mengharumkan nama Kabupaten Berau di berbagai event mendatang, baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Tempat Latihan Olahraga Kriket di Indonesia
Lapangan serbaguna Unimed di Percut Sei Tuan, Kota Medan, dan lapangan kriket di Jalan Kutalimbaru, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, menjadi dua tempat yang sangat vital bagi para atlet kriket, khususnya dalam persiapan menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON). Dengan fasilitas yang lengkap dan kondisi lapangan yang memadai, kedua lokasi tersebut memberikan lingkungan yang ideal untuk berlatih dan mengasah keterampilan atlet kriket.
Lapangan serbaguna Unimed di Percut Sei Tuan, Kota Medan, menjadi pusat kegiatan olahraga kriket yang dinamis. Dengan fasilitas modern, atlet dapat melakukan latihan dengan optimal di lapangan ini.
Dengan demikian, olahraga kriket tetap menjadi daya tarik global dengan sejarahnya yang kaya dan aturan permainan yang unik. Prestasi gemilang atlet kriket Indonesia, seperti Berlian Duma Pare, memberikan inspirasi bagi generasi muda dan mengukuhkan posisi olahraga ini dalam kancah internasional.
Lapangan serbaguna Unimed dan lapangan kriket di Kutalimbaru menjadi saksi bisu perjuangan atlet dalam mencapai prestasi tertinggi. Semoga, dengan terus berkembangnya fasilitas dan semakin kuatnya dukungan, olahraga kriket Indonesia akan terus bersinar di panggung dunia.